MAKALAH
METODE
PEMBELAJARAN KOMUNIKATIF
LEARNING
Di tujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Belajar
Bahasa
Dosen
Pengampu :
ASRI BARIQOH SS,M.Pd
Disusun oleh:
1.
SRI WAHYUNINGSIH 201388201.B259
2.
M . ZULHAM EFENDY 201388201.B237
3.
MARHUMATUL MAULA 201388201.B247
4.
ACH.RIFA’I 201388201.B235
5. MUNATI 201388201.B265
PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
(PBSI)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI SAMPANG
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan petunjuk,rahmat, dan berkahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Teori Belajar Bahasa.
Selesainya tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil, oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
- Dosen pengajar mata kuliah
- Teman-teman dan semua pihak yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini
Dengan
penuh kesadaran hati, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini
sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini
bermanfaat bagi almamater, teman-teman, maupun siapa saja yang berkenan
membacanya.
Sampang,
16 Nopember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Lembar Judul .............................................................................................. i
Kata Pengantar
............................................................................................ ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
BAB I :
PENDAHULUAN .......................................................................
1.1.Latar
Belakang ......................................................................................
1.2.
Rumusan Masalah ................................................................................
1.3.
Tujuan Penulisan...................................................................................
BAB II:
PEMBAHASAN ..........................................................................
2.1.Hakikat
Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia............................
2.2.
Pendekatan komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.........
2.2.1.Pengertian
Pendekatan Komunikatif .................................................
2.2.2.Latar
Belakang Munculnya Pendekatan Komunkatif.........................
2.2.3.Ciri-Ciri
Pendekatan Komunikatif .....................................................
2.2.4.Prosedur
Pelaksanaan Pendekatan Komunikatif................................
2.2.5.
Strategi Pembelajaran Dalam Pendekatan Komunikatif....................
BAB III :
PENUTUP..................................................................................
3.1.
Kesimpulan ..........................................................................................
3.2. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan sebagai
institusi formal merupakan lingkungan yang kondusif dalam menumbuhkembangkan
potensi kreatif siswa. Agar dapat tercipta kondisi yang demikian, pelaksanaan
proses belajar-mengajar sedapat mungkin dipusatkan pada aktivitas belajar siswa
yang secara langsung mengalami keterlibatan internal dan emosional dalam proses
belajar-mengajar.
Dalam lingkungan
pendidikan banyak sekali hal yang harus diperhatikan agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat dicapai semaksimal mungkin yang sering disebut sebagai hasil
belajar. Hal yang harus diperhatikan tersebut antara lain program, metode,
teknik, pendekatan, strategi, evaluasi, dan sebagainya yang tidak lepas dari
aktivitas guru dan siswa. Ke semua hal tersebut harus ada dalam proses belajar
mengajar atau dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran
harus diterapkan pada seluruh mata pelajaran, tak terkecuali pembelajaran bahasa
khususnya bahasa Indonesia juga tak luput sebagai objek penerapan pendekatan. Pendekatan pembelajaran bahasa
mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan sifat bahasa,
serta pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoritis untuk suatu
metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi menganggap
bahasa sebagai kebiasaan, ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem
komunikasi yang pada dasarnya dilisankan, dan ada lagi yang menganggap bahasa
sebagai seperangkat kaidah, yang kesemuanya merupakan suatu kesatuan fungsi
bahasa.
Pendekatan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia dipandang sesuai dengan seperangkat asumsi yang
saling berkaitan, yakni pendekatan kontekstual, pendekatan komunikatif,
pendekatan terpadu, pendekatan proses, dan lain-lain. Pemahaman mengenai
pendekatan sifatnya mutlak bagi setiap guru dan calon guru pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan pendekatan sangat besar peranannya
dalam menentukan hasil suatu kegiatan, baik kegiatan belajar mengajar yang
bertujuan pada pencapaian hasil belajar yang memuaskan maupun kegiatan lainnya.
Dalam pembelajaran bahasa
Indonesia, pendekatan memiliki banyak peranan yang antara lain sebagai langkah
pemberian pemahaman yang lebih baik bagi guru maupun siswa mengenai tata
bahasa, penggunaan bahasa, dan abilitas lain yang berkaitan dengan kebahasaan.
Oleh karena itu, kita harus memahami hakikat pendekatan dalam pembelajaran agar
proses dan hasil dari pembelajaran dapat dicapai secara maksimal yang dalam
makalah ini dikhususkan pada pembahasan pendekatan komunikatif dalam
pembelajaran bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini yang
menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pendekatan komunikatif
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?
2. Bagaimanan pendekatan komunikatif
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang baik?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk memberikan penjelasan berupa materi pembelajaran kepada
pembaca mengenai pendekatan komunikatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Belajar dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Sebelum membahas
pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia, kita harus memahami
hakikat belajar dan pembelajaran. Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang
tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Bila terjadi proses belajar maka bersama
itu juga terjadi proses pembelajaran. Hal ini kiranya mudah dipahami karena
bila ada yang belajar sudah tentu ada pembelajaran dan begitu juga pembelajaran
tentu saja ada yang belajar.
Definisi belajar menurut
para ahli pendidikan memberikan arti yang berbeda-beda sesuai dengan sudut
pandang mereka dalam proses dan hasil belajar. Menurut Slameto (2010:2) belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Skinner (dalam Dimyati
2009:9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang
belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar
responnya menjadi menurun, sedangkan menurut Gagne (dalam Dimyati 2009:10)
belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi
limgkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru. Belajar
dalam makalah ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar mampu
menguasai materi pembelajaran yang telah diterimanya yang dapat menciptakan
perubahan tingkah laku baru dan belajar dapat diartikan berusaha (berlatih dan
sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian.
Belajar juga diartikan
sebagai proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses melihat, membuat,
mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, menyimak, dan latihan. Dalam
proses belajar guru harus dapat membimbing dan memfasilitasi siswa agar dapat
melakukan proses belajar. Proses belajar harus diupayakan secara efektif agar
terjadi perubahan tingkah laku.
Seseorang dapat dikatakan
belajar karena adanya indikasi melakukan proses belajar secara sadar dan
menghasilkan perubahan tingkah laku yang diperoleh berdasarkan interaksi dengan
lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah nara sumber, teman, guru, situasi
dan kondisi nyata, lingkungan alam, ingkungan buatan yang dapat dijadikan
sumber belajar.
Belajar dapat melalui
pengalaman langsung dan melalui pengamatan tidak langsung. Belajar melalui
pengamatan langsung adalah siswa melakukan sendiri atau dengan mengalami
sendiri, contoh melakukan percobaan. Akan tetapi bila siswa mengetahui karena
mambaca buku atau mendengarkan penjelasan guru disebut belajar melalui
pengalaman tidak langsung
Pembelajaran didefinisikan
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng 1997:1). Bertolak dari definisi
tersebut pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang memberikan
fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar. Pemberian
fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu strategi, yaitu strategi
pembelajaran.
Menurut Piaget (dalam
Dimyati 2009:14-15), pembelajaran terdiri dari empat langkah, yaitu:
a. Menentukan topic yang dapat dipelajari oleh anak
sendiri;
b. Memilih atau mengembangkan aktivitas kelas dengan
topic tersebut;
c. Mengetahui adanya kesempatan bagi guru untuk
mengemukakan pertanyaan yang menunjang proses pemecahan masalah; dan
d. Menilai pelaksanaan tiap kegiatan, memperhatikan keberhasilan,
dan melakukan revisi.
Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses belajar yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam mengkaji bahasa Indonesia dengan tujuan
mencapai keberhasilan berupa hasil belajar dan kemampuan siswa dalam mengolah
dan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi dengan baik dan benar.
Suatu kegiatan belajar
mengajar dapat dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria yang diajukan oleh
Djamarah dan Aswan Zain (2006:105-106) berikut:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan
mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/
instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual
maupun kelompok.
Oleh karena itu, maka agar
pembelajaran berhasil maka pemilihan strategi ataupun pendekatan dalam
pembelajaran harus tepat dan direncanakan dengan baik sesuai dengan empat
strategi dasar dalam pembelajaran berikut (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:6):
a. Mengidentifikasi perubahan tingkah laku dan
kepribadian anak didik;
b. Memilih sistem pendekatan pembelajaran;
c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
pembelajaran; dan
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal ketuntasan.
2.2 Pendekatan Komunikatif Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia
2.2.1 Pengertian Pendekatan
Komunikatif
Pendekatan merupakan sikap
atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat
asumsi yang saling berkaitan (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:40). Jadi, pendekatan merupakan seperangkat wawasan yang
secara sistematis digunakan sebagai landasan berpikir dalam menentukan metode,
strategi, dan prosedur dalam mencapai target hasil tertentu sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Pendekatan komunikatif adalah suatu pendekatan yang
bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran
bahasa, juga mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat
keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis), mengakui dan
menghargai saling ketergantungan bahasa. Pendekatan ini lahir akibat
ketidakpuasan para praktisi atau pengajar bahasa atas hasil yang dicapai oleh
metode tatabahasa terjemahan, yang hanya mengutamakan penguasaan kaidah
tatabahasa, mengesampingkan kemampuan berkomunikasi sebagai bentuk akhir yang
diharapkan dari belajar bahasa (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:55). Jadi,
pendekatan komunikatif ingin menekankan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
dalam proses interaksi antarmanusia. Komunikasi di sini juga bisa berupa
komunikasi lisan maupun tertulis.
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang
berlandaskan pada pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa.
Jadi pembelajaran yang komunikatif adalah pembelajaran bahasa yang memungkinkan
peserta didik memiliki kesempatan yang memadai untuk mengembangkan kebahasaan
dan menunjukkan dalam kegiatan berbahasa baik kegiatan produktif maupun
reseptif sesuai dengan situasi nyata, bukan situasi buatan yang terlepas dari
konteks.
Pendekatan komunikatif berorientasi pada proses
belajar-mengajar bahasa berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi. Prinsip
dasar pendekatan komunikatif ialah: a) materi harus terdiri dari bahasa sebagai
alat komunikasi, b) desain materi harus menekankan proses belajar-mengajar dan
bukan pokok bahasan, dan c) materi harus memberi dorongan kepada pelajar untuk
berkomunikasi secara wajar.
Selanjutnya, untuk
memahami hakikat pendekatan komunikatif, menurut Syafi’ie (dalam
http://m.nasirazami.blogspot.com) ada delapan hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a. Teori Bahasa
Pendekatan komunikatif
berdasarkan pada teori bahasa yang menyatakan bahwa pada hakikatnya bahasa itu
merupakan suatu sistem untuk mengekspresikan makna. Teori ini lebih memberi
tekanan pada dimensi semantik dan komunikatif. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
bahasa yang berdasarkan pendekatan komunikatif yang perlu ditonjolkan ialah
interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa.
b. Teori Belajar
Pebelajar dituntut untuk
melaksanakan tugas-tugas yang bermakna dan dituntut untuk menggunakan bahasa
yang dipelajarinya. Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini ialah teori
pemerolehan bahasa kedua secara alami. Teori ini beranggapan bahwa proses
belajar bahasa lebih efektif apabila bahasa diajarkan secara informal melalui
komunikasi langsung di dalam bahasa yang sedang dipelajari.
c. Tujuan
c. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai
berdasarkan pendekatan komunikatif merupakan tujuan yang lebih mencerminkan
kebutuhan siswa iaitu kebutuhan berkomunikasi, maka tujuan umum pembelajaran
bahasa ialah mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi (kompetensi dan
performansi).
d. Silabus
Silabus disusun searah
dengan tujuan pembelajaran, yang harus dipehatikan ialah kebutuhan para
pembelajar. Tujuan-tujuan yang dirumuskan dan materi yang diilih harus sesuai
dengan kebutuhan siswa.
e. Tipe Kegiatan
Tipe kegiatan komunikasi
dapat berupa kegiatan tukar informasi, negosiasi makna, atau kegiatan
berinteraksi.
f. Peranan Guru
Guru berperan sebagai
fasilitator, konselor, dan manajer proses belajar.
g. Peranan Siswa
Peranan siswa sebagai
pemberi dan penerima, sebagai negosiator dan interaktor. Di samping itu,
pelatihan yang langsung dapat mengembangkan kompetensi komunikatif pembelajar.
Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai struktur bahasa, tetapi menguasai
pula bentuk dan maknanya dalam kaitan dengan konteks pemakaiannya.
h. Peranan Materi
Materi disusun dan
disajikan dalam peranan sebagai pendukung usaha meningkatkan kemahiran
berbahasa dalam tindak komunikasi yang nyata. Materi berfungsi sebagai sarana yang
sangat penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa diharapkan mampu melatih kemampuan berbahasa setiap individu yang berupa (Hartinah 2010:109-110):
Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa diharapkan mampu melatih kemampuan berbahasa setiap individu yang berupa (Hartinah 2010:109-110):
a. Mengkodifikasikan, mencatat, dan
menyimpan berbagai hasil pengalaman dan pengamatan;
b. Mentransformasikan dan mengolah
berbagai bentuk informasi;
c. Mengkoordinasikan dan
mengekspresikan cita-cita, sikap, penilaian, dan penghayatan; dan
d. Mengkomunikasikan berbagai
informasi.
2.2.2 Latar Belakang Munculnya Pendekatan
Komunikatif
Pendekatan komunikatif
dalam pengajaran bahasa muncul pada tahun 1970-an sebagai reaksi terhadap empat
aliran pembelajaran bahasa yang dianut sebelumnya (grammar translation method,
direct method, audiolingual method, dan cognitive learning theory). Keempat
metode itu memiliki ciri yang sama yaitu pembelajaran bahasa dalam bidang
struktur bahasa yang disebut pembelajaran bahasa struktural atau pembelajaran
bahasa yang berdasarkan pendekatan struktural. Pendekatan struktural menitikberatkan
pengajaran bahasa pada pengetahuan tentang kaidah bahasa (tatabahasa) yang
biasanya disusun dari struktur yang sederhana ke struktur yang kompleks. Para
pebelajar mula-mula diperkenalkan bunyi-bunyi, bentuk-bentuk kata, struktur
kalimat, kemudian makna unsur-unsur tersebut.
Kelemahan pendekatan
struktural ialah tidak pernah memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk
berlatih menggunakan bahasa dalam situasi komunikasi yang nyata yang
sesungguhnya lebih urgen dimiliki oleh para siswa ketimbang pengetahuan tentang
kaidah-kaidah bahasa. Memang kurikulum nasional berupaya menanggulangi dan
memperbaiki kelemahan tersebut dengan memberi perhatian pada tujuan akhir
bahasa: komunikasi fungsional dan pragmatik antara dan sesama insan (Henry
Guntur Tarigan 2009:137).
Kelemahan dari pendekatan
struktural itulah yang mengilhami lahirnya pendekatan komunikatif yang
menitikberatkan perhatian pada penggunaan bahasa dalam situasi komunikasi.
Pendekatan komunikatif memberikan tekanan pada kebermaknaan dan fungsi bahasa.
Dengan kata lain, bahasa untuk tujuan tertentu dalam kegiatan berkomunikasi.
2.2.3 Ciri-ciri Pendekatan
Komunikatif
Pendekatan komunikatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Iskandarwassid dan Sunendar 2009:55-56):
a. Acuan berpijaknya adalah kebutuhan
peserta didik dan fungsi bahasa;
b. Tujuan belajar bahasa adalam
membimbing peserta didik agar mampu berkomunkasi dalam situasi yang sebenarnya;
c. Silabus pengajaran harus ditata
sesuai dengan fungsi pemakaian bahasa;
d. Peranan tatabahasa dalam pengajaran bahasa tetap
diakui;
e. Tujuan utama adalah komunikasi
yang bertujuan;
f. Peran pengajar sebagai pengelola
kelas dan pembimbing peserta didik dalam berkomunikasi diperluas; dan
g. Kegiatan belajar harus didasarkan pada teknik-teknik
kreatif peserta didik sendiri, dan peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok
kecil
2.2.4 Prosedur Pelaksanaan
Pendekatan Komunikatif
Berkenaan dengan prosedur
pembelajaran dalam kelas bahasa yang berdasarkan pendekatan komunikatif,
Finochiaro dan Brumfit (dalam http://m.nasirazami.blogspot.com) menawarkan garis besar kegiatan
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Penyajian Dialog Singkat
Penyajian ini didahului
dengan pemberian motivasi dengan cara menghubungkan situasi dialog dengan
pengalaman pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pelatihan Lisan Dialog yang Disajikan
Pelatihan ini diawali
dengan contoh yang dilakukan oleh guru. Para siswa mengulang contoh lisan
gurunya, baik secara bersama-sama, setengah, kelompok kecil, atau secara
individu.
c. Tanya Jawab
Hal ini dilakukan dua
fase. Pertama, Tanya jawab yang berdasarkan topik dan situasi dialog. Kedua,
tanya jawab tentang topik itu dikaitkan dengan pengalaman pribadi siswa.
d. Pengkajian
Siswa diajak untuk
mengkaji salah satu ungkapan yang terdapat dalam dialog. Selanjutnya, para
siswa diberi tugas untuk memberikan contoh ungkapan lain yang fungsi
komunikatifnya sama.
e. Penarikan Simpulan
Siswa diarahkan untuk
membuat simpulan tentang kaidah tata bahasa yang terkandung dalam dialog.
f. Aktivitas Interpretatif
Siswa diarahkan untuk
menafsirkan beberapa dialog yang dilisankan.
g. Aktivitas Produksi Lisan
Dimulai dari aktivitas
komunikasi terbimbing sampai kepada aktivitas yang bebas.
h. Pemberian Tugas
Memberikan tugas tertulis
sebagai pekerjaan rumah.
2.2.5 Strategi Pembelajaran Dalam
Pendekatan Komunikatif
Dalam pendekatan komunikatif, yang menjadi acuan
adalah kebutuhan si terdidik dan fungsi bahasa. Pendekatan komunikatif berusaha
membuat si terdidik memiliki kecakapan berbahasa. Dengan sendirinya, acuan
pokok setiap unit pelajaran ialah fungsi bahasa dan bukan tata bahasa. Dengan
kata lain, tata bahasa disajikan bukan sebagai tujuan akhir, tetapi sarana
untuk melaksanakan maksud komunikasi.
Strategi belajar-mengajar
dalam pendekatan komunikatif didasarkan pada cara belajar siswa/ mahasiswa
aktif, yang sekarang dikenal dengan istilah Student
Centered Learning (SCL). Cara belajar aktif merupakan perkembangan dari
teori Dewey Learning by Doing (Pannen, dkk. 2001:42). Dewey sangat tidak setuju
dengan rote learning ‘belajar dengan menghafal’. Dewey menerapkan
prinsip-prinsip learning by doing,
yaitu siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan / siswa terlibat
secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Berdasarkan pemahaman tersebut,
strategi pembelajaran SCL atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
adalah strategi pembelajaran yang member kesempatan seluas-luasnya kepada
peserta didik untuk aktif dan berperan dalam kegiatan pembelajaran
(Iskandarwassid dan Sunendar 2009:27).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendekatan komunikatif
adalah salah satu pendekatan pembelajaran bahasa yang menekankan pada tujuan
pembelajaran yang mengutamakan penggunaan bahasa secara baik dan benar
(komunikatif) oleh peserta didik dalam lingkungan pendidikan ataupun social,
bukan bertujuan untuk memberikan pemahaman struktural bahasa semata. Oleh
karena itu, pendekatan komunikatif dirasa lebih baik dari pendekatan lainnya
karena mampu memberikan pemahaman penggunaan bahasa sekaligus struktur bahasa
kepada pembelajar.
3.2 Saran
Dalam kegiatan
pembelajaran khususnya pembalajaran bahasa, kita harus memilih dan menetapkan
strategi yang mencakup pendekatan pembelajaran dengan baik agar proses dan
hasil belajar dapat meningkat dan sesuai dengan yang kita harapkan. Hal
tersebut harus didahului oleh pemahaman kita mengenai pendekatan pembelajaran.
Setelah kita memahami barulah kita bisa menerapkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Degeng, Nyoman Sudana. 1997. Strategi Pembelajaran. Malang: IKIP
Malang.
Dimyati dan Mudjiono. 2009.Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B dan Aswan Zain. 2006. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hartinah, Sitti. 2010. Pengembangan
Peserta Didik. Bandung: Refika Aditama.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pannen, Paulina dkk. 2001. Mengajar
di Perguruan Tinggi: Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Slameto. 2010. Belajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran
Pragmatik. Bandung: Angkasa.